mamah akas meninggal di rumah sakit ULIN di Banjarmasin, akupun segera menggeber kuda jepangku agar segera sampai dirumah, kemudian tidak lama setelah tiba dirumah Papahku pun kembali menelpon menyampaikan kabar yang sama, setelah berbicara dengan Papahku saya segera untuk mandi dan bersiap-siap untuk menghubungi saudaraku yang di banjarmasin dan beberapa anggota keluarga lainnya dan menanyakan info rencana selanjutnya. setelah kami saling kontak akhirnya malam sekitar pukul 7 malam kami kumpul dirumah mina Nining, kami sepakat untuk berangkat malam itu juga menuju sampit sembari mengiringi mobil ambulan yang nantinya akan membawa jenazah dan keluarga yang ikut dari dari Banjarmasin, diperkirankan mobil yang membawa jenazah tiba di Palangka Raya pada pukul 12 malam, dan langsung menuju sampit. dan kami menunggu di Palangka Raya
Setelah mendapat kabar dari Mina Tini / Mamah Endut yang ikut dalam mobil jenazah bahwa mereka sudah memasuki wilayah Jabiren kami bersiap-siap untuk berangkat lebih dahulu, karena pertimbangan keadaan mobil yang akan kami tumpangi tidak mampu mengimbangi kecepatan mobil ambulan nantinya, sebelum kami berangkat aku terlebih dahulu menjemput beberapa anggota keluarga yang ada di jalan batu badinding, ada Om Uwan, Tambi Botot, Tambi Ndu Dino, dan cucunya 1 orang. akhirnya kamipun berangkat sekitar pukul 11 malam, kami yang berangkat diantaranya selain anggota keluaraga yang saya jemput tadi ada Om Yohan, Mina Elly, Kevin dan aku sendiri. totalnya kami ber 8 orang.
Selama dalam perjalanan kami terus melakukan contact dengan rombongan yang berada di mobil jenazah maupun dengan yang berada disampit guna menyampaikan posisi kami saat itu. saat kami memasuki pelantaran aku mencoba untuk mengotak Tedy dan dia mengabarkan sudah berada di Pundu, kami pun segera melanjutkan perjalan hingga memasuki wilayah Sampit, dan kami berhenti untuk
menunggu mobil ambulan, saat mobil ambulan melintas dan mendahului, kamipun mengikuti dari belakang.tiba-tiba saat melitas depan hotel Wella mobil ambulan berhenti, dan keluar dari pintu sopir saudara iparku Heru, ternyata dia berhenti untuk mampir ATM yang berada didepan hotel wella, kemudian kami lanjutkan perjalanan menuju rumah duka.
Tibanya dirumah duka pukul 4 subuh, anggota keluarga yang sudah menunggu sejak tadi menyambut kedatangan jenasah dengan tangis dan kesedihan, aku pun sempat mengeluarkan air mata, dan saat peti jenasah dibuka kesedihan kami pun semakin bertambah kala melihat mamah kami terbujur kaku didalam peti jenasah.
Jenasah tiba disambut isak tangis keluarga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar